Nama : Aurel Gracia
Nim : 22016014
Prodi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah
Dosen pengampu : Dr.abdurahman,m.pd.
Sesi(08.50-12.20)
A. Definisi dan Hakikat Sastra
Menurut Sumardjo dan Saini (1988-3), sastra adalah ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide semangat keyakinan dalam suatu bentuk gambaran konkret yang membangkitkan pesona dengan alat bahasa
Melalui karya sastra, seorang pengarang menyampaikan pandangannya tentang kehidupan yang ada di sekitarnya. Oleh sebab itu, mengapresiasi karya sastra artinya berusaha menemukan nilai nilai kehidupan yang tercermin dalam karya sastra Banyak nilai-nilai kehidupan yang bisa ditemukan dalam karya sastra tersebut. Sastra sebagai produk budaya manusia berisi nilai-nilai yang hidup dan berlaku dalam masyarakat Sastra sebagai hasil pengolahan jiwa pengarangnya, dihasilkan melalui suatu proses perenungan yang panjang mengenai hakikat hidup dan kehidupan Sastra ditulis dengan penuh penghayatan dan sentuhan jiwa yang dikemas dalam imajinasi yang dalam tentang kehidupan
Definisi sastra, antara lain
(1) sastra adalah seni,(2) sastra adalah ungkapan spontan dari perasaan yang mendalam (3) sastra adalah ekspresi pikiran dalam bahasa, sedang yang dimaksud dengan pikiran adalah pandangan, ide-ide, perasaan, pemikiran, dan semua kegiatan mental manusia: (4) sastra adalah inspirasi kehidupan yang dimaterikan (diwujudkan) dalam sebuah bentuk keindahan, (5) sastra adelah semua buku yang memuat perasaan kemanusiaan yang mendalam dan kekuatan moral dengan sentuhan kesucian kebebasan pandanga dan bentuk yang mempesona.
Cabang Studi Sastra
1.Sastra Umum
2. Sastra Nasional
3. Sastra Regional
4. Sastra Dunia
5. Sastra Bandingan
B. Ciri-ciri dan fungsi Sastra
karya sastra memiliki ciri utama, yaitu
(1) fiksionalitas, (2) ciptaan, (3) imajinasi, (4)penggunaan bahasa khas. Fiksionalitas berarti fiksi, rekaan, direka-reka, bukan sesuatu yang nyata, sesuatu yang dikonstruksikan. Ciptaan berarti diadakan oleh pengarang, sengaja diciptakan oleh pengarang. Imajinasi berarti imaji, gambaran, penggambaran tentang sesuatu. Penggunaan bahasa khas berarti penggunaan bahasa yang berbeda dengan bahasa ilmiah, bahasa percakapan sehari-hari dan mengandung konotasi atau gaya bahasa.
Adapun ciri lain yang dimiliki karya sastra adalah (1) menimbulkan efek yang mengasingkan, (2) tujuan yang tidak praktis, (3) bermakna lebih, (4) berlabel sastra, (5) merupakan konvensi masyarakat.
Dalam kehidupan masayarakatsastra mempunyai beberapa fungsi,yaitu:
a.Fungsi rekreatif, yaitu sastra dapat memberikan hiburan yang menyenangkan bagi penikmat atau pembacanya.
b. Fungsi didaktif, yaitu sastra mampu mengarahkan atau mendidik pembacanya karena nilai-nilai kebenaran dan kebaikan yang terkandung didalamnya.
C. Fungsi estetis, yaitu sastra mampu memberikan keindahan bagi penikmat atau pembacanya karena sifat keindahannya.
d. Fungsi moralitas, yaitu sastra mampu memberikan pengetahuan kepada pembaca atau peminatnya sehingga tahu moral yang baik dan buruk karena sastra yang baik selalu mengandung moral yang tinggi.
e. Fungsi religius, yaitu sastrapun menghasilkan karya-karya yang mengandung ajaran agama yang dapat diteladani para penikmat atau pembaca sastra.
C. Jenis-Jenis Karya Sastra
Pengertian di atas jika diperhatikan banyak yang mengacu pada karya imajinatif yang bersifat estetis. Itu karena bidang ini sering diidentikan dengan jenis imajinatifnya seperti prosa fiksi dan puisi. Padahal tulisan non imajinatif dan non-fiksi juga banyak diciptakan, hanya saja ketika kita menikmatinya kita tidak merasa sedang membaca karya Sastra.
Berikut adalah pembagian jenis sastra menurut Sumardjo & Saini (1997, hlm.18).
a. Sastra Imajinatif
Sastra imajinatif terbagi menjadi dua kategori besar, yaitu Puisi dan Prosa.
b. Puisi
Puisi adalah bentuk tulisan bebas yang merupakan ekspresi dan gagasan Penulisnya dalam bentuk bait-bait yang diolah sedemikian rupa untuk menghasilkan tulisan estetis yang dapat menggugah dan memberikan pesan secara tidak langsung melalui berbagai gaya bahasa.
c. Prosa
Prosa adalah tulisan berupa cerita atau kisah berplot dalam rangkaian berbagai peristiwa yang dihasilkan dari imajinasi, cerminan kenyataan, dan atau dari data dan informasi sesungguhnya berdasarkan fakta ilmiah. Jenis karya sastra ini terbagi menjadi dua jenis, yakni prosa fiksi (kisah dari kejadian atau peristiwa nyata) dan non fiksi (tidak nyata).
d.Prosa Fiksi
Murahnya, prosa adalah genre sastra yang berkutat dalam teks narasi (cerita). Prosa fiksi adalah tulisan cerita berplot yang dihasilkan dari imajinasi atau cerminan kenyataan yang dapat diambil juga dari data real seperti sejarah. Hanya pelaku, nama tempat atau alur ceritanya saja yang dikarang. Contohnya adalah novel-novel Pramoedya Ananta Toer yang kaya akan sejarah.
e. Drama
Drama adalah kisah yang menggunakan dialog sebagai bahan utama untuk menyampaikan cerita dan berbagai rangkaian peristiwa yang ada dalam suatu cerita.
f. Sastra Non-Imajinatif
Sastra non-imajinatif adalah karya yang tidak berasal dari khayalan semata dan didasarkan pada data-data real yang ilmiah.
3. Karakteristik Teks Sastra
Ciri-ciri utama yang membentuk, berbagi atau harus sesuai dengan berbagai teks sastra yang akan disajikan, yaitu:
• Niat Puitis
Karya sastra memberikan pengalaman estetis kepada pembacanya. Ini bukan tentang memperoleh pengetahuan khusus seperti yang dapat terjadi dalam manual suatu peralatan, tetapi tentang menangkap pengalaman yang unik dan berbeda.
• Subyektivitas
Ini bukan teks objektif yang melekat pada kenyataan, tetapi umumnya membahas topik dari sudut pandang yang orisinal dan mencolok.
• Semangat zaman
Teks sastra dengan cara tertentu menangkap semua kekhasan yang terkait dengan perasaan suatu peradaban atau masyarakat secara keseluruhan, selama periode waktu tertentu.
• Bahasa
Selama pelaksanaan teks sastra, ia dapat membiarkan dirinya melanggar aturan tata bahasa (sesuatu yang sangat umum dalam puisi), sehingga kita dapat berasumsi bahwa gaya setiap penulis mendefinisikan dia sebagai seniman sastra.
• Persen
Yang membuat seseorang membaca karya sastra seperti novel hanyalah karena ingin membacanya. Kemungkinan tidak ada yang dapat Anda terapkan dalam kehidupan nyata Anda, Anda melakukannya untuk hiburan. Oscar Wilde mengatakan beberapa waktu lalu bahwa:
"Seni 'sangat tidak berguna' dalam dalam arti tidak memenuhi misi pragmatis dalam kehidupan pembaca, seperti pengayaan spiritual atau hiburan."
• Fiksi
Tidak seperti teks non-sastra yang didasarkan pada konteks nyata, ini melakukan sebaliknya, fiksi adalah titik awal; jadi dalam kisah-kisah fiksi ini diceritakan yang berasal dari pikiran penulis dan dengan demikian melampaui cara khususnya melihat dunia.
• Verisimilitude
Bahkan jika cerita yang diceritakan tidak benar, itu bisa dipercaya. Misalkan ketika seseorang membaca buku fiksi, sebuah perjanjian dibuat antara pembaca dan penulis, di mana yang pertama setuju untuk membaca karya itu seolah-olah itu benar; sebagai gantinya, penulis menjamin untuk membangun sebuah cerita di mana karya seni dipertahankan sampai akhir.
• Karakter peniru
Sebuah teks sastra meniru realitas di mana Anda seharusnya. Dengan kata lain, terletak di lingkungan tertentu, pada waktu atau tempat tertentu; ini menempatkan pembaca dalam konteks yang dapat dikenali baginya.
• Kekekalan
Teks sastra tidak memiliki masa kadaluarsa seperti halnya berita. Sebaliknya, mereka hidup dari waktu ke waktu dan dibagi antar generasi, melihat mereka sebagai bagian yang sangat berharga dan signifikan untuk generasi mendatang.
• Gaya bebas
Kebebasan berkreasi merupakan salah satu prinsip yang mengatur jenis teks ini, baik bentuk maupun gaya atau nadanya dipilih sesuai kehendak pengarang, sehingga ia dapat memilih untuk mengekspresikan dirinya dalam cara yang senang, sedih, ironis, pahit, semua pilihan itu mungkin.
• Penggunaan perangkat sastra
Dalam jenis teks ini sangat umum untuk menerapkan berbagai sumber daya sastra seperti metafora, metonimi, onomatopoeia, antara lain, yang digunakan untuk memperkaya mereka dan membuatnya lebih menarik bagi pembaca. Jenis sumber lain juga digunakan, seperti dialog, narasi, plot, deskripsi, antara lain, dengan tujuan memberi kehidupan pada plot.
• Hasilkan Emosi
Membaca teks sastra seperti novel, cerita atau puisi menghasilkan emosi yang berbeda. Misalnya ketika kita membaca puisi kita merasa terharu dan bersemangat, atau ketika kita membaca cerita anak-anak, kita bisa tertawa; Sastra membangkitkan emosi kita.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Irwan. 1997. “Dari Domestik ke Publik: Jalan Panjang Pencarian Identitas Perempuan.” Dalam Abdullah, Irwan (Ed.). Sangkan Paran Gender. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Abrams, M.H. 1971.