Nama : Aurel Gracia
Nim : 22016014
Prodi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah
Dosen pengampu : Dr.abdurahman,M.pd.
Sesi(08.50-12.20)
A. Pendidikan Sastra
Pelaksanaan “pembelajaran apresiasi sastra di kelas merupakan wujud nyata mempraktikkan semua teori, pengetahuan yang dimiliki, dan pengabdian guru sebagai pahlawan tanpa tanda jasa. Dalam melaksanakan pembelajaran apresiasi sastra ini tugas guru hanya sebagai pembimbing, fasilatator, dan narasumber dari murid-murid yang sedang belajar. Seorang guru yang berdiri di depan kelas menjadi model dan teladan bagi muridmuridnya. (Santosa dan Djamari, 2015)”
Hasil “penelitian Nur’aini (2014), bahwa pelaksanaan pembelajaran sastra melibatkan delapan komponen, yakni siswa, guru, tujuan, materi, strategi, media, metode, dan evaluasi. Faktor pendukung keberhasilan pembelajaran sastra dari siswa meliputi, motivasi, keaktifan, dan kemampuan siswa. Dari guru yakni, motivasi, kemampuan, dan pengalaman guru. Dari sekolah, lingkungan dan waktu yakni, hubungan antarwarga sekolah, sikap baik guru, siswa dan anggota sekolah lainnya, fasilitas yang memadai, dan pengelolaan waktu pembelajaran. Kemudian faktor penghambat keberhasilan pembelajaran muncul dari berbagai hal antara lain ketidakaktifan siswa dalam belajar, rendahnya rasa percaya diri siswa, kurang membaca karya sastra (novel), guru kurang menguasai IT, waktu guru mengajar yang padat, fasilitas perpustakaan kurang memadai, gedung sekolah terletak di dua tempat, tembok pembatas antarkelas tidak kedap suara, jendela kaca kelas terpasang rendah, dan banyak waktu yang tidak efektif. Cara guru mengatasi hambatan dengan mengoptimalkan peran guru, menggunakan kemampuan yang dimiliki, menguasai siswa, memadatkan materi, dan memberi penugasan pada siswa.”
Pelaksanaan “pembelajaran sastra merupakan penjabaran dari kegiatan proses belajar mengajar. Kegiatan proses belajar mengajar apresaisi sastra dapat ditempuh dengan langkah-langkah atau prosedur yang telah umum dilakukan adalah sebagai berikut (Santosa dan Djamari, 2015).
1) Pra-Kegiatan Belajar Mengajar
2) Kegiatan Belajar Mengajar di Kelas”
B. Evaluasi Pembelajaran Sastra
Evaluasi “pembelajaran merupakan kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan (Arikunto, 2012). Evaluasi merupakan suatu proses berkelanjutan tentang pengumpulan dan penafsiran informasi untuk menilai keputusan-keputusan yang dibuat dalam merancang suatu sistem pembelajaran. Belajar bahasa hakikatnya adalah belajar komunikasi (Asih, 2016).”
Evaluasi “pembelajaran apresiasi puisi berbasis kompetensi di sekolah merupakan indikator keberhasilan pembelajaran yang telah dilakukan. Evaluasi pembelajaran apresiasi puisi itu hendaknya mengandung tiga komponen dasar evaluasi, yaitu meliputi
(1) kognisi,
(2) afeksi, dan
(3) keterampilan.
Aspek kognisi artinya lebih mengutamakan pengetahuan bernalar atau pengembangan daya pikir sebagai kecerdasan otak. Aspek afeksi artinya lebih mengutamakan unsur perasaan atau emosional. Adapun aspek keterampilan itu lebih mengutamakan kemampuan siswa untuk menyelesaikan tugas. Artinya, siswa itu mampu dan memiliki kemampuan menyelesaikan tugas yang diberikan kepadanya.( Santosa dan Djamari, 2015).”
Tujuan “evaluasi pembelajaran sastra Indonesia ialah agar peserta didik memiliki kemampuan reseptif, produktif, dan kesastraan. Selain itu, tujuan evaluasi pembelajaran adalah untuk mengetahui keefektifan dan efisiensi sistem pembelajaran, baik yang menyangkut tentang tujuan, materi, metode, sumber belajar, lingkungan maupun sistem penilaian (Ariyana, 2019). Secara umum tujuan evaluasi pembelajaran adalah untuk mengetahui keefektifan dan efisiensi sistem pembelajaran secara luas. Sistem pembelajaran dimaksud meliputi: tujuan, materi, metode, media, sumber belajar, lingkungan maupun sistem penilaian itu sendiri. Selain itu, evaluasi pembelajaran juga ditujukan untuk menilai efektifitas strategi pembelajaran, menilai dan meningkatkan efektifitas program kurikulum, menilai dan meningkatkan efektifitas pembelajaran, membantu belajar peserta didik, mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan peserta didik, serta untuk menyediakan data yang membantu dalam membuat keputusan (Asrul dkk, 2014).”
C. Strategi Pembelajaran Sastra
Pembelajaran “yang berpusat pada guru melahirkan strategi induktif atau ekspositoris, sedangkan strategi pembelajaran yang berpusat pada siswa melahirkan strategi inkuiri, berbasis masalah, pengembangan berpikir, kooperatif, dan kontekstual. Beberapa strategi pembelajaran yang bisa digunakan dalam pembelajaran sastra, diantaranya ialah (Nur’aini,
2014):”
1) Strategi Pembelajaran Ekspositoris
Strategi “pembelajaran ekspositori (SPE) adalah strategi pembelajaran yang menekankan pada proses penyampaian materi secara verbal atau secara lisan. Materi pelajaran diberikan secara langsung oleh guru. Peran siswa adalah menyimak materi yang disampaikan guru. Oleh sebab itu strategi pembelajaran ekspositoris juga disebut strategi pembelajaran langsung (Sanjaya, 2011).”
2) Strategi Pembelajaran Inkuiri
Strategi “pembelajaran inkuiri (SPI) adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk menemukan sendiri jawaban dari sebuah permasalahan (Sanjaya, 2011). Strategi inkuiri didasari oleh teori belajar kognitif, penekanannya adalah siswa mampu menginterprestasi sesuatu
(Suryaman, 2010).”
3) Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah
Strategi “pembelajaran berbasis masalah (SPBM) dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan pada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah (Sanjaya, 2011). Dalam penerapan strategi ini, guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menentukan topik masalah. Peran guru hanya mengarahkan agar siswa mampu menyelesaikan masalah secara sistematis dan logis.”
4) Strategi Pembelajaran Pengembangan Berpikir
Strategi “pembelajaran pengembangan berpikir (SPPB) merupakan model pembelajaran yang bertumpu pada pengembangan kemampuan berpikir siswa melalui telaah fakta-fakta atau pengalaman siswa sebagai bahan untuk memecahkan masalah yang diajukan. Tujuan yang ingin dicapai SPPB adalah bagaimana siswa dapat mengembangkan gagasan dan ide melalui kemampuan berbahasa secara verbal (Sanjaya, 2011).”
5) Strategi Pembelajaran Kooperatif
Strategi “pembelajaran kooperatif (SPK) merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan. Terdiri dari dua siswa maupun lebih. Sistem penilaian dilakukan terhadap kelompok. Dengan demikian setiap kelompok akan mempunyai ketergantungan positif. Ketergantungan tersebut akan memunculkan tanggung jawab individu terhadap kelompok dan keterampilan interpersonal dari setiap anggota (Sanjaya, 2011).”
Suryaman “(2010) menjelaskan ada beberapa dimensi di dalam SPK. Pertama, dimensi motivasi. Kelompok dapat dijadikan sebagai media untuk saling mendorong sesama anggota. Kedua, dimensi sosial, dapat terjadi dalam bentuk saling memberi bantuan, masukan, kepercayaan, inspirasi, dan sebagainya. Ketiga, dimensi kognitif. Siswa terdorong untuk mengolah berbagai informasi bagi pencapaian informasi. Keempat, dimensi elaborasi. Setiap individu akan berusaha untuk memahami dan menggali informasi guna memperkaya pengalaman kognitifnya.”
6) Strategi Kontekstual
Strategi “pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning - CTL) adalah strategi pembelajaran yang menekankan pada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata, sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkan dalam kehidupan (Nur’aini, 2014).”
D.Model Pembelajaran Sastra saat Pandemi/New Normal
Keterampilan “berbahasa meliputi empat keterampilan, yaitu: membaca, berbicara, menyimak, dan menulis. Keempat keterampilan berbahasa tersebut dapat diaplikasikan dalam pembelajaran daring selama pandemi covid-19/new normal. Pendekatan yang digunakan ialah menggunakan sastra sebagai materi ajar ke dalam empat keterampilan berbahasa, guru atau dosen dapat memodifikasi berbagai genre sastra sebagai teks pembelajaran bahasa berbasis sastra (Nurwati dkk, 2020).
DAFTAR PUSTAKA
Ariyana. Evaluasi Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Prosiding Seminar Nasional Bulan Bahasa (Semiba) 2019. 55-63.
Asih. 2016. Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia. Bandung: Pustaka Setia.
Asrul, Rusydi Ananda dan Rosnita. 2014. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Citapustaka Media,
Khalimah Isnawati Nur’aini. 2014. Pelaksanaan Pembelajaran Sastra Pada Siswa. Yogyakarta: UNY.