Kamis, 08 September 2022

Fungsi Sastra

Nama : Aurel Gracia

Nim : 22016014

Prodi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah

Dosen pengampu : Dr.abdurahman,M.pd.

Sesi(08.50-12.20)



Fungsi Karya Sastra

Karya sastra tidak hanya dapat dijadikan sebagai bahan bacaan ketika waktu senggang saja. Sastra memiliki fungsi yang beragam dalam kehidupan manusia. Amir (2013) mengungkapkan bahwa beberapa fungsi sastra, yaitu fungsi hiburan, pendidikan, keindahan, moral, dan religius. Karya ini tidak hanya memberikan perasaan senang kepada pembaca, namun memberikan pendidikan juga melalui nilai-nilai ekstrinsik yang terkandung di dalamnya.

Fungsi Hiburan (Reaktif)

Karya sastra dapat menghibur pembacanya. Menimbulkan tawa dalam cerita yang kocak, memberikan hiburan intelegen dengan melalui kandungan wawasan barunya, membangkitkan sensitifitas kemanusiaan melalui kisah tragedi, menginspirasi dari kisah seseorang, dsb.


Fungsi Pendidikan (Didaktif)

Mendidik adalah sifat alamiah dari karya yang dibuat dengan penuh perhatian terhadap isi dan bentuk dasarnya. Sehingga dapat memberikan informasi, pengetahuan, wawasan atau kebijaksanaan (wisdom) baru yang dapat dihubungkan dengan kehidupan.


Fungsi Keindahan (Estetis)

Seperti puisi, karyanya dapat hanya memberikan keindahan atau nilai estetis yang disampaikan oleh Penulisnya. Sehingga, keindahan atau gagasan pemikirannya yang kreatif dapat dinikmati dan menggugah penikmat/pembacanya.

Fungsi ini juga dapat melatih kreatifitas Pembacanya. Karena mereka mempunyai celah untuk memberikan interpretasi dan pendapat pribadinya dari berbagai kata yang dirangkai oleh sang Penulis.


Fungsi Sosial

Sastra dapat menggugah pembacanya untuk menjadi lebih sadar terhadap isu-isu sosial yang tengah terjadi di dunia. Melalui perumpamaan atau cerminan realita, tulisan ini juga dapat mengkritik tanpa main hakim sendiri (judging), karena tidak mengarahkannya langsung pada pihak atau individu yang bersangkutan.


Fungsi Sejarah

Sejarah sudah terlalu sering ditunggangi oleh kepentingan dari pihak yang diunggulkan pada masanya. Sehingga sejarah dapat menjadi sangat tidak objektif dan memihak. Sastra dapat menjadi saksi bisu sekaligus pengomentar terhadap peristiwa-peristiwa yang terjadi disekitar Penulisnya.


DAFTAR PUSTAKA 

Amir, A. (2013). Sastra lisan Indonesia. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Esten, Mursal. (1978). Kesusastraan (Pengantar, Teori, dan Sejarah). Bandung: Angkasa.

Eagleton, Terry. (2010). Teori Sastra: Sebuah Pengantar Komprehensif. (Edisi Terjemahan Harfiah Widyawati dan Evy Setyarini).
 Yogyakarta: Jalasutra. (Tautan Informasi Buku)

Semi, Atar. (1988). Kritik Sastra. Bandung : Angkasa.

Badrun, Ahmad. (1983). Pengantar Ilmu Sastra. Surabaya: Usaha Nasional.

Sudjiman, Panuti. (1990). Kamus Istilah Sastra. Jakarta: UI Press.

Sumardjo, Jakob, dan Saini K.M. (1997). Apresiasi Kesusastraan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Saryono. (2009). Pengantar Apresiasi Sastra. Malang: Universitas Negeri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Penyajian Masalah Semantik: Topik: Analisis Makna dalam Lirik Lagu Tulus: Album Monokrom

Nama          : Aurel Gracia Nim            : 22016014 Prodi        : Pendidikan bahasa dan sastra indonesia Analisis Makna dalam Lirik Lagu...